Malam ini sama sekali tak ada bedanya seperti beribu malam yang telah berlalu. Menatap langit yang bertaburan bintang dan ditemani oleh kilauan rembulan. Ehm, tapi tiba – tiba mataku teralihkan oleh adanya sedikit awan yang menghalangi langitnya malam. Kenapa bisa terjadi seperti itu? Apakah awan tak puas dengan langit yang dimiliki sang siang? Apakah sang malam memang benar membutuhkan awan? Ahk, yasudahlah lebih baik nikmati saja segala karunia dari tuhan. Sesaat terselip tentang masa lalu yang menempel dalam benak. Masa – masa dimana aku bisa tertawa puas dan menangis sesuka hati bukan karena seseorang, melainkan karena kelakuanku sendiri. Ya, itu adalah sepotong puzzle dari ingatan masa kecilku. Ingin sekali ku kembali kesana untuk memperbaiki roda hidup yang telah terganjal paku, namun apa daya takkan bisa kulakukan, karena ku tahu sekarang dunia membutuhkan kedewasaanku.
Kembali ke indahnya langit malam, dari
berbagai miliaran bintang yang sengaja kupandang, Semuanya nampak terasa sama dan indah pada
malam ini. Namun semua akan begitu berbeda dikala sang siang menunjukan dirinya, bintang - bintang
seakan malu dan tidak ingin untuk menampakan diri dihadapan sang siang. Mereka lebih memilih untuk
bersembunyi dan merenungi diri dari kilaunya cahaya sang siang. Kau tahu mengapa? Karena bintang - bintang bisa menempatkan
posisi dalam situasi, dimana mereka harus menunjukan diri kepada dunia dan rendah hati pada
dunia. Jadi, belajarlah dari bintang – bintang yang seperti itu dalam hidupmu.
No comments:
Post a Comment